Satu orang 'alim yang dapat diambil manfa'at ilmunya, itu lebih baik daripada seribu orang yang ahli beribadah (HR. Addailami dari 'Ali bin abi Tholib)

Abu dzar ra. menceritakan. Muhammad Rasulullah SAW bersabda, “ Hai Abu Dzar, jika engkau pergi lalu mempelajari satu ayat dari kitab Alloh adalah lebih baik bagimu dari pada kamu shalat 100 rakaat. Jika engkau pergi lalu mempelajari suatu bab ilmu yang dapat diamalkan adalah lebih baik bagimu dibanding kamu shalat 1000 rakaat”. [HR. Ibnu Majah]

Keutamaan ahli ilmu terhadap ahli ibadah seperti keutamaanku terhadap yang terendah di antara kamu." Lalu beliau berkata: "Allah dan para malaikat dan penduduk langit dan bumi, hingga semut dalam lubangnya dan ikan mengirimkan sholawat pada orang-orang yang ngajari manusia kebaikan (HR. At Tarmidzi)

Orang yang 'alim, ilmu, amal, itu berada di dalam surga, apabila ada orang alim yang tidak mengamalkan apa yang dia ketehui, maka yang masuk ke dalam surga hanya ilmunya, sementara dia dilemparkan ke dalam api neraka (HR. Addailami)

Imam Baihaqi meriwayatkan dari Abu Bakar RA : Apabila satu kaum berbuat kemaksiatan, lalu di tengah mereka ada segolongan orang yang mulia (alim), tetapi tidak mengubah atau mencegah orang-orang yang berbuat maksiat tersebut, maka ALLAH akan menurunkan bencana atas mereka, lalu bencana itu tidak ada yang bisa menghentikan atau menolaknya dari mereka.

Rabu, 26 Mei 2010

Soidul khootir 'Amal

Jika terbesit oleh kalian melakukan hal kebaikan maka lakukanlah segera karena itu bisikan malaikat, sebelum datang bisikan syaitan. Dalam diri manusia diutus malaikat dan syaitan, keduanya akan saling bertentangan jika dia dalam kebaikan maka malaikatlah yg ada pada dirinya dan begitu jg sebaliknya. Jika kita dalam kebaikan dianjurkan doa "tsabbit qolbi ala dinik wa toatik"

Karena Syaitan bisa membolak balikkan hati seseorang 40x dalam sehari. Kesegeraan itu sangat mahal hitungannya dalam amal ibadah, kita tahu ganjaran yg dberikan jika shalat di awal waktu datang ke masjid, jumatan, majlis ilmi dan seterusnya.

Benar kejahatan itu bukan sekedar ada niat dari pelakunya tapi karena adanya kesempatan. Begitu juga kebaikan, tapi jikalah kesempatan ada tapi tidak dibarengi niat maka tidak akan terlaksana, kita niat akan berbuat baik tanpa melaksanakan sudah diberi pahala kebaikan yang sempurna. "niat lebih baek dari amal" karena niat adalah amal yg timbul dari hati sedang perbuatan timbul dari amal jawarih yang belum tentu dibarengi dengan niat, nah kaitannya adalah dengan hadits bahwa semua amal tergantung niat, jika diniati baek maka baek dan juga sebaliknya.

Pertanyaan yang akan timbul, apakah perbuatan jelek yang diniati baek akan jadi baek dan perbuatan baek yang diniati jelek akan jelek..???
Jika kembali kepada makna hadits, maka yang terjadi adalah seperti di atas baek dan jeleknya tergantung niat, meskipun amal dan niat berbeda, setidaknya jelek dalam pandangan kita, bukan berarti melakukan kejahatan untuk kebaekan, qoidahnya adalah tidak mungkin bersesuci dengan air najis.

Terkadang kita bingung dan bertanya apakah amal yg kita lakukan baek ato jelek..?? Dulu shohabat juga bertanya serupa pada Rosululloh, sabda Rosululloh "tanyalah pada hatimu perbuatan baek itu akan menenangkan hatimu dan perbuatan jelek itu akan membuat hatimu gundah"

Namun begitu, kita tidak bisa menghukumi perbuatan seseorang itu baek apa tidak jika kembali pada pembahasan tentang niat di atas. Jika tidak benar-benar yakin bahwa perbuatan itu sesuai dengan niat hatinya. Ingat, kadang maksiat itu lebih baek dari pada toat dan ukurannya kembali pada niat

Hati tidak seorang pun tahu kecuali dia dan Alloh. Muamalah hati adalah suatu yang sangat fital dalam diri manusia karena hati mewakili semua anggota badan jika hati baek maka semua anggota badan baek, begitu juga jika jelek maka semua anggota badan jg jelek.

Muamalah dibagi 2, mahdoh dan ghoiru mahdoh. Muamalah dengan sang Pencipta dan sesama makhluk keduanya sangat berkaitan namun ada batasan yg tidak bisa dsatukan misalnya jika kita salah dalam bermuamalah dengan makhluk maka pertanggungjawabannya pada sesama makhluk itu sendiri, tidak bisa melalui sang pencipta.

Namun dalam bermuamalah dengan Alloh kadang kita butuh pada makhluk untuk bisa sampai padaNYA yang disebut dengan istilah tawassul, meskipun ada sebagian yg menolak tawassul bahkan mengharamkan, dan bagi yang melakukan dikatakan syirik, tapi pertanyaannya bukankah kita dalam beribadah masih membutuhkan perantara (tawassul) badan yang juga makhluk karena hakekat dalam beribadah dan muamalah dg Alloh adalah hati atau ruuh. dengan urutan: yg menggerakkan badan adalah hati, yg menggerakkan hati adalah ruuh. Apalah artinya jasat/anggota badan jika sudah ditinggal pergi oleh ruuh, setidaknya jika sudah meninggalkan jasat ruuh akan bebas tidak terikat dg jasat dan hubungan dg Alloh akan lebih dekat meskipun tidak bisa lagi beramal untuk dirinya sendiri, tapi masih bisa tuk kita jadikan perantara wusul kita pada Alloh dan inilah yang kita yakini ketika kita bertawassul lebih2 tawassul kita melalui makhluk yg paling mulya Nabi Muhammad SAW. kita tidak minta kepada nabi namun minta didoakan disisi Alloh. Jika sang kekasih minta pada kekasihnya akankah itu dtolak ?? Meskipun dia minta atas permintaan orang lain yg dititipkan kepadanya..

by Ust Usamah, Makkah al Mukarromah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar