Satu orang 'alim yang dapat diambil manfa'at ilmunya, itu lebih baik daripada seribu orang yang ahli beribadah (HR. Addailami dari 'Ali bin abi Tholib)

Abu dzar ra. menceritakan. Muhammad Rasulullah SAW bersabda, “ Hai Abu Dzar, jika engkau pergi lalu mempelajari satu ayat dari kitab Alloh adalah lebih baik bagimu dari pada kamu shalat 100 rakaat. Jika engkau pergi lalu mempelajari suatu bab ilmu yang dapat diamalkan adalah lebih baik bagimu dibanding kamu shalat 1000 rakaat”. [HR. Ibnu Majah]

Keutamaan ahli ilmu terhadap ahli ibadah seperti keutamaanku terhadap yang terendah di antara kamu." Lalu beliau berkata: "Allah dan para malaikat dan penduduk langit dan bumi, hingga semut dalam lubangnya dan ikan mengirimkan sholawat pada orang-orang yang ngajari manusia kebaikan (HR. At Tarmidzi)

Orang yang 'alim, ilmu, amal, itu berada di dalam surga, apabila ada orang alim yang tidak mengamalkan apa yang dia ketehui, maka yang masuk ke dalam surga hanya ilmunya, sementara dia dilemparkan ke dalam api neraka (HR. Addailami)

Imam Baihaqi meriwayatkan dari Abu Bakar RA : Apabila satu kaum berbuat kemaksiatan, lalu di tengah mereka ada segolongan orang yang mulia (alim), tetapi tidak mengubah atau mencegah orang-orang yang berbuat maksiat tersebut, maka ALLAH akan menurunkan bencana atas mereka, lalu bencana itu tidak ada yang bisa menghentikan atau menolaknya dari mereka.

Selasa, 25 Mei 2010

Dalam atsar sebagian sahabat berkata, “Sungguh nafsu terkadang menghadap dan berpaling. Maka gunakan kesempatan saat ia sedang menghadap. Dan tinggalkanlah ia saat sedang berpaling. Sungguh Alloh mencela ahli kitab dengan firman-Nya, “…dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah, padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhoan Alloh, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya…” QS. Al Hadid: 27

Seorang muslim yang terbina juga harus menjauh dari pergaulan yang tidak berguna dengan sesama manusia karena hal itu menyibukkan hati dan menyia-nyiakan waktu sehingga melalaikan hal-hal yang semestinya lebih penting. Akan lebih baik jika seorang muslim terbina menjadikan bergaul dengan manusia seperti layaknya kebutuhan makan siang dan makan malam. Artinya bergaul dengan manusia cukup dilakukan sekedar kebutuhan. Hal ini tentu saja akan lebih mengenakkan tubuh dan hati.

Barangsiapa mengerti kadar kecukupan dirinya terkait penghidupan dan penjagaan agamanya maka lebih utama baginya mengambil sekedar kebutuhan akan pergaulan dengan tetap memelihara iltizamat individu dan jamaah serta hak-hak kaum muslimin seperti mengucap dan menjawab salam, menjenguk orang sakit, menghadiri jenazah, mengajarkan kepada mereka apa yang mereka butuhkan dan memberikan manfaat kepada mereka sesuatu yang diharapkan bisa menjadikan mereka semakin baik dan lain-lain. Alloh berfirman, “Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya.” QS. Al Isro: 84.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar