Satu orang 'alim yang dapat diambil manfa'at ilmunya, itu lebih baik daripada seribu orang yang ahli beribadah (HR. Addailami dari 'Ali bin abi Tholib)

Abu dzar ra. menceritakan. Muhammad Rasulullah SAW bersabda, “ Hai Abu Dzar, jika engkau pergi lalu mempelajari satu ayat dari kitab Alloh adalah lebih baik bagimu dari pada kamu shalat 100 rakaat. Jika engkau pergi lalu mempelajari suatu bab ilmu yang dapat diamalkan adalah lebih baik bagimu dibanding kamu shalat 1000 rakaat”. [HR. Ibnu Majah]

Keutamaan ahli ilmu terhadap ahli ibadah seperti keutamaanku terhadap yang terendah di antara kamu." Lalu beliau berkata: "Allah dan para malaikat dan penduduk langit dan bumi, hingga semut dalam lubangnya dan ikan mengirimkan sholawat pada orang-orang yang ngajari manusia kebaikan (HR. At Tarmidzi)

Orang yang 'alim, ilmu, amal, itu berada di dalam surga, apabila ada orang alim yang tidak mengamalkan apa yang dia ketehui, maka yang masuk ke dalam surga hanya ilmunya, sementara dia dilemparkan ke dalam api neraka (HR. Addailami)

Imam Baihaqi meriwayatkan dari Abu Bakar RA : Apabila satu kaum berbuat kemaksiatan, lalu di tengah mereka ada segolongan orang yang mulia (alim), tetapi tidak mengubah atau mencegah orang-orang yang berbuat maksiat tersebut, maka ALLAH akan menurunkan bencana atas mereka, lalu bencana itu tidak ada yang bisa menghentikan atau menolaknya dari mereka.

Senin, 24 Mei 2010

PINTU-PINTU RIZQI (bag 1)

PINTU-PINTU RIZQI
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan (Luqman : 20)

Tumbuh-tumbuhan, hewan, dan aneka tambang (apa-apa yang ada di perut bumi), semuanya untuk manusia, tapi manusia masih membantah tentang keberadaan Alloh.

Nikmat Alloh yang lain adalah rizqi (lahir maupun batin):
1. Khissiy (bil iktisaab/dzoohiroh), maupun
2. Maknawiy (bil ihtisaab.biththonah)

Nikmat itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus didapatkan dengan usaha, harus menjemputnya, tanpa itu tidak akan mendapatkan.
Perbuatan maksiat bisa menghilangkan nikmat Alloh.

Semua makhluk Alloh tidak akan ada yang kelaparan di dunia ini, baik itu semut, kutu dll, karena semua rizkinya sudah diatur Alloh. Kalaupun dia lemah seperti bayi, Alloh tetap memberi rizqiNya.

Kebanyakan manusia banyak mencari rizqi bil iktisab (dengan dhohir), padahal ada rizqi yang tidak harus didapatkan dengan cara dhohir, tapi bisa diperoleh dengan cara bathin.
Seperti nikmat bathin yang berupa sakinah (rasa ketentraman), karena ini salah 1 rahmat Alloh.

Kita tidak dapat menghitung rahmat Alloh. Sekiranya ada 100 Rahmat Alloh, hanya 1 yang diturunkan ke dunia, sedangkan yang 99 masih ditangguhkan di akhirat…. Subhanalloh, tidak bisa kita bayangkan betapa besar nikmat Alloh di akhirat kelak, apakah mungkin termasuk dikabulkannya semua doa-doa kita???.

Tentang rizqi dhohir, tidak terlepas dari firman Alloh:
“Apakah mereka yang membagi rahmat Tuhanmu?”
Kami (Alloh) yang membagi antara jiwamu” ----> bahkan seluruhnya Alloh yang membagi

“Dan kami angkat yang satu lebih tinggi dari pada yg lain"----> ada yg dilapangkan, ada yg disempitkan
Contoh : direktur (dlapangkan rizqinya)– karyawan (dsempitkan rizqinya)
Majikan – pembantu
Mandor – kuli

Disempitkan bukan berarti kurang, karena Alloh tidak pernah mengurangi apa2 yg telah dberikan. Adapun perasaan kurang itu dari manusia sdri karena tidak bisa bersyukur (tidak bisa memanfaatkan yang ada).

Padahal menurut Alloh rizqi segitu untuk si fulan sudah baik. Kebanyakan itu bukan dengan banyak harta, tapi karena banyak berkahnya…

QS 90 : 4

لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ فِى كَبَدٍ

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar